Pages

Pages - Menu

Wednesday, 21 October 2015

Mengenal Gangguan Buta Warna

Buta Warna
Buta warna adalah istilah umum untuk gangguan persepsi warna. Penderita buta warna ini mengalami kesulitan membedakan nuansa warna atau buta terhadap warna tertentu. Penyakit atau gangguan jenis ini tidak bisa disembuhkan. Masalah yang terjadi pada mereka penderita buta warna terutama adalah membedakan nuansa hijau (deuteranormali) atau nuansa merah (protanomali) dan kebutaan warna hijau(deuteranopia) atau warna merah (protanopia). Sedangkan kebutaan terhadap warna biru dan buta warna total sangat jarang terjadi. Mungkin kita memiliki sebuah pertanyaan dalam benak kita, mengapa masalah buta warna ini bisa diderita oleh seseorang dan kenapa bisa terjadi? Ada beberapa pemicunya :

Kelainan sel kerucut
 
Retina mata memiliki hampir 7 juta sel fotoreseptor yang terdiri dari 2 jenis sel-sel batang dan sel kerucut yang terkonsentrasi di bagian tengahnya yang disebut makula. Sel batang ini sangat sensitif terhadap cahaya yang lemah seperti cahaya dari bintang di malam hari, tetapi hanya dalam nuansa hitam, abu-abu dan putih.

Sel kerucut mampu melihat objek lebih rinci dan membedakan warna tetapi hanya bereaksi terhadap cahaya terang. Kedua jenis sel tersebut berfungsi saling melengkapi, sehingga kita bisa memiliki penglihatan yang tajam, rinci dan beraneka warna.

Ada 3 macam sel kerucut pada retina. Masing-masing berisi pigmen visual (opsin) yang berbeda sehingga bereaksi terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda, antara lain : merah, hijau, dan biru. Sel kerucut tersebut menangkap gelombang cahaya sesuai dengan pigmen masing-masing dan meneruskannya dalam bentuk sinyal transmisi listrik ke otak. Otak kemudian mengolah dan menggabungkan sinyal warna merah, hijau dan biru dari retina ke tayangan warna tertentu. Karena adanya perbedaan intensitas dari masing-masing warna pokok tersebut, kita bisa membedakan jutaan warna.

Gangguan penerimaan cahaya pada satu jenis atau lebih sel kerucut pada retina berdampak langsung pada persepsi warna di otak. Seseorang yang buta warna memiliki cacat atau kekurangan satu atau lebih jenis sel kerucut.

Kelainan genetik

Buta warna adalah kelainan warisan yang diturunkan oleh orangtua. Karena gen untuk pigmen visual merah dan hijau terdapat pada kromosom X, buta warna merah atau hijau pada umumnya diderita oleh laki-laki. Berbeda dengan wanita, laki-laki hanya memiliki satu kromosom X sehingga tidak ada salinan cadangan yang bisa mengganti gen cacat yang sesuai.

Seorang wanita harus memiliki cacat pada kedua kromosom X agar menjadi buta warena merah atau hijau. Dan bila hal ini terjadi, anak laki-lakinya juga memiliki resiko mengalami kelainan buta warna, karena dia mewarisi kromosom X dari ibunya. Selain karena keturunan, bentuk buta warna yang ringan juga disebabkan oleh mutasi gen opsin pada kromosom X.

Selain itu, cedera otak atau penyakit stroke juga dapat mengganggu pengolahan warna di otak. Jika buta warna baru terjadi di usia remaja atau dewasa, penyebabnya adalah penyakit makula, karena degenerasi makula atau kerusakan syaraf optik di belakangnya.


Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kelainan buta warna. Hal ini karena mereka pada umumnya bukan tidak melihat satu warna, tetapi hanya kesulitan membedakan nuansa. Namun, para penderita buta warna sebenarnya bisa menyadari kelainan buta warna yang dialaminya dari hal-hal sederhana, misalnya ketika harus memilih sepasang kaos kaki dari kaos kaki yang lain yang warnanya hampir serupa atau membedakan warna kabel. Penderita buta warna ini juga sering menggunakan warna mencolok karena ketidakpekaan terhadap warna.

No comments:

Post a Comment