Pages

Pages - Menu

Monday, 21 July 2014

Sejarah Penyakit Lupus

Sejarah Penyakit Lupus - Berikut ini adalah sajian informasi lengkap mengenai penyakit lupus. Apakah anda memiliki keluhan penyakit lupus? Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit lupus, mari simak sajian informasi berikut ini.

Sejarah Penyakit Lupus

Periode Klasik

Dalah istilah medis, penyakit lupus adalah “Systemic Lupus Erythematosus (SLE)”. Istilah penyakit lupus dalam bahasa latin adalah anjing hutan atau serigala.  Sedangkan kata Erythematosus dalam bahasa Yunani berarti kemerah-merahan.  Pada saat itu diperkirakan, penyakit kelainan kulit kemerahan di sekitar hidung dan pipi ini disebabkan oleh gigitan anjing hutan. Karena itulah penyakit ini diberi nama “Lupus”

Penjelasan klasik mengenai ciri penyakit lupus secara dermatologis dibuat oleh :
  1. Thomas Bateman, seorang siswa dermatologist dari Inggris pada awal abad ke- 19.
  2. Cazenave, seorang siswa dermatologist Perancis, pada pertengahan abad ke – 19.
  3. Moriz Kopasi, siswa dan menantu dari dermatologis Australia Ferdinant von Hebra, akhir abad ke-19.
Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, penyakit lupus ini sendiri sudah dikenal sejak tahun 1828 oleh seorang dokter kulit yang berasal dari Perancis yang bernama Laurent Biett. Pada awalnya penyakit ini dianggap sebagai penyakit kulit biasa.

Kemudian pada tahun 1833, Cazenave menemukan istilah erthema centrufugum. Kemudian istilah penyebaran kupu-kupu di wajah (butterfly rash) diterbitkan pertama kali di Von Hebra tahun 1846 lalu di tahun 1856, gejala kemerah-merahan di wajah tersebut digambarkan sebagai Lupus Erythematosus.

Periode Neoklasik

Pada era neoklasik sejarah Lupus dimulai pada 1872 ketika Kaposi pertama kali menjelaskan sifat sistemik.  Kaposi mengatakan bahwa ada dua jenis  Erythematosus, yaitu yang berbentuk discoid dan berbentuk menyebar. Sebagai gejala dan tanda-tanda dari bentuk yang menyebar ini termasuk :

1.   Nodul bawah kulit.
2.   Limfadenopati.
3.   Demam.
4.   Kehilangan berat badan.
5.   Anemia.

Namun, di tahun 1851—seorang dokter kulit bernama Moriz Kaposi yang pertama kali mendeteksi bahwa sebagian dari pasien Lupus (selain) mengalami kelainan di kulit juga menunjukkan adanya kelainan pada organ-organ di dalam tubuh lain.  Kemudian di tahun 1890-an, Sir William Osler—seorang dokter dari Amerika melihat bahwa SLE juga dapat menyerang organ tubuh bagian dalam tanpa ada kelainan di kulit.

Periode Modern


Lalu di tahun 1948, Dr. Malcolm Hargraves dari klinik Mayo di Amerika melaporkan lebih rinci mengenai sel Lupus Erythematosus (LE) ini, yaitu :  bahwa ada sel di dalam darah – yang akhirnya disebut sebagai sel LE yang ditemukan pada pasien Lupus. Penemuan ini akhirnya mempermudah dalam menemukan  lebih banyak kasus-kasus LE.

Dalam penelitian diketahui, jika biasanya tubuh seorang manusia normal—zat antibodi berfungsi untuk merusak kuman. Tetapi, pada pasien Lupus—produksi zat antibodi ini terlalu berlebihan dan salah sasaran.

Seiring perjalanan waktu, penyakit ini populer dengan sebutan “penyakit dengan seribu wajah” ini berkembang secara perlahan-lahan selama beberapa tahun dengan gejala dan keluhan beraneka ragam.  Akhirnya penyakit Lupus ini diketahui tidak hanya “menyerang” bagian kulit luar tetapi juga menyerang hampir seluruh organ tubuh bagian dalam.

Namun, kini diketahui banyak pasien Lupus, yang menganggap bahwa penyakit Lupus bisa menjadi “masalah serius” bahkan bisa mengancam jiwanya!  Bahkan diketahui bahwa ribuan orang Amerika setiap tahunnya meninggal dunia – disebabkan akibat komplikasi sehubungan dengan penyakit Lupus.

No comments:

Post a Comment