Pages

Pages - Menu

Tuesday, 23 June 2020

13 Gejala Covid-19 yang Mungkin tidak disadari

13 Gejala Covid-19 yang Mungkin tidak disadari - Ketika pandemi corona (Covid-19) menyebar di seluruh dunia, dokter mulai menyelisik daya rusak virus corona. Awalnya kasus pneumonia begitu mencuat selama ledakan kasus corona di China, kini muncul patogen misterius yang mampu membahayakan tubuh dan masuk dengan berbagai cara yang tak terduga, bahkan kerap mematikan.

Manifestasi klinis bisa tergambar mulai dari gejala pilek dan bronkitis hingga penyakit yang lebih parah seperti pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, kegagalan multi-organ, bahkan hingga kematian. Penyakit tersebut bisa terjadi sebagai akibat langsung dari infeksi virus corona, serta respons tubuh terhadapnya.

Berikut ini adalah gambaran beberapa gejala yang disebabkan Covid-19, termasuk beberapa hal yang mungkin belum pernah Anda dengar, seperti dikutip Bloomberg.

gejala covid-19
Darah

Demam dan peradangan dapat mengganggu pembuluh darah, membuat sel-sel darah lebih rentan terhadap penggumpalan sehingga mengganggu kemampuan tubuh untuk melarutkan gumpalan. Itu dapat memicu kaskade pembekuan yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di jaringan dan organ di seluruh tubuh.

Gumpalan yang mengancam jiwa di arteri paru-paru, yang dikenal sebagai emboli paru, dapat terjadi bahkan setelah gejala infeksi telah sembuh. Pembuluh darah yang rusak bisa menjadi bocor dan mudah mengalami pendarahan. Pada anak-anak, peradangan pembuluh darah dan arteri yang dipicu oleh aktivasi kekebalan yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit yang mirip dengan penyakit Kawasaki, gangguan peradangan.

Otak

Disfungsi pada lapisan pembuluh darah dan pendarahan serta gangguan pembekuan yang terkait dapat menyebabkan stroke dan pendarahan di otak. Pasien juga dapat mengalami sakit kepala, pusing, kebingungan, gangguan kesadaran, kontrol motorik yang buruk, delirium dan halusinasi.

Mata

Mata merah, bengkak, kadang-kadang disebut sebagai mata merah muda, dapat terjadi akibat infeksi pada konjungtiva, jaringan yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan menutupi bagian putih mata.

Saluran pencernaan

Infeksi pada sel-sel yang melapisi saluran pencernaan dapat menyebabkan diare, mual, muntah dan sakit perut. Penyumbatan pembuluh darah yang disebabkan oleh pembekuan abnormal telah ditemukan merusak usus, membutuhkan operasi darurat dan reseksi.

Tangan

Sensasi tusukan atau rasa terbakar di tangan dan anggota badan dapat mengindikasikan sindrom Guillain-Barré, sebuah gangguan sistem saraf yang jarang terjadi yang mungkin dipicu oleh respons imun yang menyimpang terhadap infeksi virus. Gejala-gejala lain dari sindrom ini termasuk koordinasi yang buruk, kelemahan otot dan kelumpuhan sementara.

Jantung

Cedera janting kadang-kadang menyebabkan detak jantung tidak teratur, gagal jantung, dan jantung terhenti, dapat terjadi akibat dari ketegangan berlebihan, radang otot jantung dan arteri koroner, bekuan darah, dan penyakit multi-organ yang luar biasa.

Infeksi, demam dan peradangan pada orang-orang dengan penyumbatan pembuluh jantung dapat menyebabkan plak lemak mereka pecah, menghalangi atau menghentikan aliran darah pada organ dan jaringan.

Tungkai

Penghalang pada pembuluh darah besar dapat menyebabkan aliran yang tidak cukup, atau iskemia akut, pada anggota tubuh. Komplikasi vaskular yang parah bisa mematikan. Setidaknya satu kasus yang dilaporkan menghasilkan amputasi tungkai bagian bawah.

Hati

Disfungsi hati dapat terjadi akibat langsung dari infeksi virus corona, atau lebih mungkin karena peradangan sistemik yang dimediasi imun tubuh, dan penyumbatan sirkulasi yang memotong aliran darah ke organ.

Paru-paru

Virus corona menargetkan sel-sel epitel yang melapisi dan melindungi saluran pernapasan serta dinding kantung udara kecil yang menyerupai anggur, atau alveoli, tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Kerusakan alveoli dan peradangan di paru-paru dapat menyebabkan pneumonia, ditandai dengan nyeri dada dan sesak napas. Dalam kasus yang parah, kekurangan oksigen dapat memicu sindrom gangguan pernapasan akut, yang menyebabkan kegagalan multi-sistem organ.

Ginjal

Cedera ginjal akut dapat terjadi akibat pembekuan darah dan gangguan pasokan darah, atau sebagai akibat langsung dari infeksi.

Hidung dan lidah
Walaupun virus corona dapat menyebabkan bersin dan pilek khas flu biasa, itu juga dapat mengganggu sistem penciuman, menyebabkan hilangnya indera penciuman penuh atau parsial yang dikenal sebagai anosmia. Rasa juga dapat terdistorsi dalam kondisi yang dikenal sebagai dysguesia.

Kulit

Ruam mirip sarang lebah, bintik-bintik merah kecil dan perubahan warna keunguan pada kaki dan perut adalah bagian kategori kompleks dari apa yang disebut paraviral dermatoses yang mungkin dihasilkan dari respons kekebalan tubuh terhadap virus atau dari kerusakan pembuluh darah superfisial yang jinak di bawah kulit.

Jari-jari kaki

Ruam ungu yang menyerupai cacar air, campak atau bengkak akibat kedinginan mungkin muncul di kaki, terutama pada anak-anak dan orang muda.

Jantung

Cedera janting kadang-kadang menyebabkan detak jantung tidak teratur, gagal jantung, dan jantung terhenti, dapat terjadi akibat dari ketegangan berlebihan, radang otot jantung dan arteri koroner, bekuan darah, dan penyakit multi-organ yang luar biasa.

Infeksi, demam dan peradangan pada orang-orang dengan penyumbatan pembuluh jantung dapat menyebabkan plak lemak mereka pecah, menghalangi atau menghentikan aliran darah pada organ dan jaringan.

Tungkai

Penghalang pada pembuluh darah besar dapat menyebabkan aliran yang tidak cukup, atau iskemia akut, pada anggota tubuh. Komplikasi vaskular yang parah bisa mematikan. Setidaknya satu kasus yang dilaporkan menghasilkan amputasi tungkai bagian bawah.

Hati

Disfungsi hati dapat terjadi akibat langsung dari infeksi virus corona, atau lebih mungkin karena peradangan sistemik yang dimediasi imun tubuh, dan penyumbatan sirkulasi yang memotong aliran darah ke organ.

Paru-paru

Virus corona menargetkan sel-sel epitel yang melapisi dan melindungi saluran pernapasan serta dinding kantung udara kecil yang menyerupai anggur, atau alveoli, tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Kerusakan alveoli dan peradangan di paru-paru dapat menyebabkan pneumonia, ditandai dengan nyeri dada dan sesak napas. Dalam kasus yang parah, kekurangan oksigen dapat memicu sindrom gangguan pernapasan akut, yang menyebabkan kegagalan multi-sistem organ.

Ginjal

Cedera ginjal akut dapat terjadi akibat pembekuan darah dan gangguan pasokan darah, atau sebagai akibat langsung dari infeksi.

Hidung dan lidah

Walaupun virus corona dapat menyebabkan bersin dan pilek khas flu biasa, itu juga dapat mengganggu sistem penciuman, menyebabkan hilangnya indera penciuman penuh atau parsial yang dikenal sebagai anosmia. Rasa juga dapat terdistorsi dalam kondisi yang dikenal sebagai dysguesia.

Kulit

Ruam mirip sarang lebah, bintik-bintik merah kecil dan perubahan warna keunguan pada kaki dan perut adalah bagian kategori kompleks dari apa yang disebut paraviral dermatoses yang mungkin dihasilkan dari respons kekebalan tubuh terhadap virus atau dari kerusakan pembuluh darah superfisial yang jinak di bawah kulit.

Jari-jari kaki

Ruam ungu yang menyerupai cacar air, campak atau bengkak akibat kedinginan mungkin muncul di kaki, terutama pada anak-anak dan orang muda.

Itulah beberapa gejala covid-19 yang mungkin tidak disadari. Semoga informasi ini bermanfaat. aamiin.
Simak juga :

Sunday, 21 June 2020

Beberap Istlah Terkait Covid-19

Beberapa Istilah Terkait Covid-19 - Di tengah mewabahnya infeksi virus Corona (COVID-19), muncul beragam istilah yang berkaitan dengan penyakit ini, mulai dari social distancing, lockdown, PSBB, OTG, hingga PDP. Supaya tidak bingung, yuk, simak artikel ini untuk mengetahui arti dari istilah-istilah tersebut.
Beberapa istilah terkait covid-19

Saat ini, dunia tengah diguncangkan oleh mewabahnya COVID-19. Bagaimana tidak, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis terbaru ini telah memakan ribuan korban jiwa. Sebagai upaya untuk menekan penyebaran virus Corona, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk melakukan social distancing.

Istilah-Istilah yang Berkaitan dengan COVID-19
'Social distancing' hanyalah salah satu dari sekian banyak istilah terkait virus Corona yang bermunculan dalam pandemi COVID-19. Untuk lebih memahami istilah-istilah yang berhubungan dengan COVID-19 tersebut, simak ulasan berikut:

1. Social distancing

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), arti istilah ‘social distancing’ atau ‘pembatasan sosial’ adalah menghindari tempat umum, menjauhi keramaian, dan menjaga jarak optimal 2 meter dari orang lain. Dengan adanya jarak, penyebaran penyakit ini diharapkan dapat berkurang.

2. Isolasi dan karantina

Kedua istilah terkait virus Corona ini merujuk pada tindakan untuk mencegah penularan virus Corona dari orang yang sudah terpapar virus ini ke orang lain yang belum.

Perbedaannya, isolasi memisahkan orang yang sudah sakit dengan orang yang tidak sakit untuk mencegah penyebaran virus Corona, sedangkan karantina memisahkan dan membatasi kegiatan orang yang sudah terpapar virus Corona namun belum menunjukkan gejala.

Berbagai pakar menganjurkan untuk melakukan karantina di rumah atau isolasi mandiri selama setidaknya 14 hari. Selama karantina, Anda dianjurkan untuk tinggal di rumah sambil menjalani pola hidup bersih dan sehat, tidak bertemu orang lain, dan menjaga jarak setidaknya 2 meter dari orang-orang yang tinggal serumah.

3. Lockdown

Istilah ‘lockdown’ berarti karantina wilayah, yaitu pembatasan pergerakan penduduk dalam suatu wilayah, termasuk menutup akses masuk dan keluar wilayah. Penutupan jalur keluar masuk serta pembatasan pergerakan penduduk ini dilakukan untuk mengurangi kontaminasi dan penyebaran penyakit COVID-19.

4. Flattening the curve

‘Flattening the curve’ atau ‘pelandaian kurva’ merupakan istilah di bidang epidemiologi untuk upaya memperlambat penyebaran penyakit menular yang dalam hal ini adalah COVID-19, sehingga fasilitas kesehatan memiliki sumber daya yang memadai bagi para penderita. Pelandaian kurva ini dapat dilakukan dengan social distancing, karantina, dan isolasi.

Kurva menggambarkan prediksi jumlah orang yang terinfeksi virus Corona dalam rentang waktu tertentu. Jumlah penderita yang meningkat drastis dalam periode yang sangat singkat, misalnya hanya dalam waktu beberapa hari, digambarkan sebagai kurva tinggi yang sempit.

Jumlah penderita yang membeludak membuat penanganan tidak bisa dilakukan secara optimal. Hal ini karena jumlah penderita melampaui kemampuan dan kapasitas fasilitas kesehatan, misalnya jumlah tempat tidur dan alat yang tersedia di rumah sakit tidak cukup untuk menangani semua pasien.

Kondisi tersebut menyebabkan tingkat kematian menjadi sangat tinggi, tidak hanya pada pasien COVID-19, namun juga pada pasien penyakit lain yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Meskipun jumlah penderitanya sama, namun jika laju pertambahannya lebih lambat (digambarkan oleh kurva yang lebih panjang dan landai), fasilitas kesehatan memiliki kesempatan untuk menangani penderita dengan sarana dan prasarana yang memadai.

5. Pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP)

PDP dan ODP merupakan definisi yang digunakan untuk mengelompokkan individu berdasarkan:
  • Gejala demam dan/atau gangguan pernapasan
  • Riwayat perjalanan ke daerah pandemi infeksi virus Corona atau tinggal di daerah tersebut selama 14 hari terakhir sebelum gejala timbul
  • Riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi atau diduga terinfeksi COVID-19 dalam 14 hari terakhir sebelum gejala timbul
  • Secara umum, ODP dan PDP bisa dibedakan dari gejala yang dialami. Pada ODP, gejala yang muncul hanya salah satu antara demam atau gangguan pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Sedangkan pada PDP, sudah ada gejala demam maupun gangguan pernapasan.

Terhadap PDP, dilakukan rawat inap terisolasi di rumah sakit, pemeriksaan laboratorium, dan pemantauan pada orang lain yang memiliki kontak erat dengan PDP tersebut. Sementara ODP harus menjalani isolasi di rumah dan kondisinya akan dipantau setiap hari selama 2 minggu, menggunakan formulir khusus.

Jika kondisi ODP mengalami perburukan dan sudah memenuhi kriteria PDP atau hasil laboratoriumnya positif terinfeksi virus Corona, maka ODP tersebut harus dibawa ke rumah sakit.

6. Orang tanpa gejala (OTG)
OTG merupakan istilah yang digunakan untuk orang yang positif terinfeksi virus Corona tetapi tidak mengalami gejala atau gejalanya sangat ringan. OTG tetap harus melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, dipantau melalui telepon oleh petugas pemantau, dan melakukan kontrol setelah 14 hari isolasi mandiri.

Selama isolasi mandiri, OTG wajib melakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, menggunakan masker, rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, melakukan physical distancing, menerapkan etika batuk, dan tinggal di kamar atau ruangan yang terpisah dari penghuni rumah lainnya. Jika OTG mengalami gejala demam lebih dari 380 C, maka OTG wajib menginformasikan hal ini kepada petugas pemantau.

7. Herd immunity

Secara harfiah, istilah ‘herd immunity’ berarti kekebalan kelompok. Herd immunity terhadap suatu penyakit bisa dicapai dengan pemberian vaksin secara meluas atau bila sudah terbentuk kekebalan alami pada sebagian besar orang dalam suatu kelompok setelah mereka terpapar dan sembuh dari penyakit tersebut.

Di tengah pandemi COVID-19, sebagian ahli percaya bahwa penularan virus Corona akan menurun atau bahkan berhenti sama sekali bila sudah ada banyak orang yang sembuh dan menjadi kebal terhadap infeksi ini.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada vaksin untuk COVID-19 dan untuk menunggu hingga tercapai herd immunity secara alami pun sangat berisiko karena penyakit ini dapat berakibat fatal.

8. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang dikeluarkan untuk penanganan COVID-19, beberapa daerah di Indonesia memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selama PSBB, pemerintah daerah akan melakukan beberapa hal berikut ini: 
  1. Peliburan sekolah dan tempat kerja
  2. Pembatasan kegiatan keagamaan
  3. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum
  4. Pembatasan kegiatan sosial budaya
  5. Pembatasan moda transportasi
  6. Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan
  7. Aturan peliburan tempat kerja memberikan pengecualian untuk tempat kerja yang memberikan pelayanan pertahanan keamanan, ketertiban umum, kebutuhan pangan, bahan bakar minyak dan gas, pelayanan kesehatan, perekonomian, komunikasi, industri, ekspor impor, distribusi logistik, dan kebutuhan dasar lainnya.

Nah, itu dia berbagai istilah terkait infeksi virus Corona atau COVID-19. Untuk meminimalkan risiko Anda terjangkit penyakit ini, patuhilah anjuran dokter dan pemerintah. Selain mencuci tangan, memakai masker, serta menjalani pola hidup bersih dan sehat, hindari tempat-tempat yang ramai atau berkumpul dengan banyak orang.

Pandemi COVID-19 memang mengkhawatirkan, tetapi setiap orang dapat membantu meringkankan kondisi ini dengan melakukan perannya masing-masing.

Ditulis oleh:

dr. Andi Marsa Nadhira
sumber : https://www.alodokter.com/

Saturday, 20 June 2020

Inilah 5 Bahan Alami untuk Mengobati Demam Berdarah

Demam Berdarah adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh virus Dengue yang disebarkan oleh nyamuk jenis Aedes Aegypti melalui gigitan, dan memiliki jangakauan terbang hingga 100 meter, sehingga penyebarannya sangat cepat.

Penyakit demam berdarah atau yang biasa kita sebut DBD ini mengakibatkan jumlah trombosit turun drastis, mengakibatkan pendarahan internal sehingga berakibat pada rusaknya organ tubuh dan sel jaringan yang sehat.

Hingga saat ini, belum ada obat khusus yang digunkan untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah. Para tenaga medis biasanya akan menyarankan penderita demam berdarah ini untuk mengkonsumsi Acetaminophen dan aspirin untuk mengatasi beberapa gejala seperti demam, meredakan nyeri, dan mencegah pendarahan.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada alternatif lain bagi kita untuk berikhtiar dalam melakukan pengobatan penyakit demam berdarah, terutama untuk menstabilkan jumlah trombosit dalam tubuh si penderita itu sendiri, yaitu dengan menggunakan bahan alami. Alam sudah menyediakan berbagai kebutuhan kita, termasuk untuk pengobatan demam berdarah. Berikut ini adalah 5 bahan alami untuk menyembuhkan demam berdarah yang dapat kita gunakan.

1. Jus jambu biji

obat alami demam berdarah
Buah jambu biji memiliki trombinol yang mampu merangsang trombopoietin lebih aktif, sehingga dapat memicu pembentukan keping darah baru. Lalu, karena pasien demam berdarah sebaiknya makan makanan atau minuman yang mudah dicerna, sebaiknya proses dulu jambu biji jadi jus yang lembut. Kandungan airnya juga baik untuk mencegah dehidrasi.

Jambu biji kaya akan quercetin, yaitu senyawa kimia alami yang bisa ditemukan dalam berbagai jenis buah dan sayur. Quercetin dapat menekan pertumbuhan virus dengue dalam tubuh pasien DBD. Maka, jangan lewatkan manfaat jambu biji ini untuk melawan infeksi virus secara alami.

2. Angkak

Sudah banyak berbagai penelitian yang dilakukan untuk membuktikan mengenai angkak sebagai obat demam berdarah alami. Perlu diketahui, angkak adalah salah satu jenis beras merah dari Tiongkok yang difermentasi dengan ragi Monascus purpureus. Sebuah penelitian dari IPB tahun 2012 menunjukkan bahwa pemberian kapsul angkak dapat meningkatkan trombosit pada tikus putih yang dibuat trombositopenia (kadar trombosit dalam darah yang rendah).

Seperti yang kita tahu bahwa pasien DBD mempunyai kadar trombosit yang rendah yang membuat penyakitnya semakin parah. Dengan pemberian angkak yang dapat membantu peningkatan kadar trombosit, maka pasien DBD kemungkinan lebih cepat sembuh.

3. Echinacea

Echinacea merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang umumnya digunakan untuk mengobati demam dan flu pada masyarakat Amerika bagian Utara. Menurut Pakistan Journal of Clinical and Biomedical Research, echinacea dapat memicu produksi protein dan interferon tambahan, sebagai reaksi terhadap serangan bakteri dan virus. Maka dari itu, echinacea mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengoptimalkan kemampuan sel darah putih dalam menangani infeksi virus, termasuk virus dengue.

4. Daun pepaya

Dua peneliti dari India telah meninjau laporan-laporan penelitian yang telah dilakukan dan mendapatkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat membantu meningkatkan angka trombosit dalam darah seseorang yang mengalami demam berdarah dengue. Ini diduga karena daun pepaya dapat membantu menstabilkan dinding sel keping darah sehingga tidak mudah dihancurkan oleh virus dengue.

Anda bisa menggunakan 50 gram daun pepaya sebagai obat demam berdarah alami dengan cara mencucinya dahulu menggunakan air hingga bersih. Setelahnya, tumbuk daun hingga halus, namun jangan sampai menjadi bubuk. Lalu, Anda bisa mencampurkan air dan peras air tumbukan daun pepaya. Minum air daun pepaya sebanyak 3 kali dalam sehari.

5. Makan buah atau sayuran yang kaya akan kandungan vitamin C

Vitamin C, yang juga dikenal sebagai asam askorbat, memiliki beberapa peran penting dalam tubuh. ini membantu dalam perbaikan, pertumbuhan dan perkembangan jaringan sel tubuh. Pentingnya lagi, vitamin C daoat memberi kekuatan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan antibodi dan produksi sel darah putih.

Anda bisa mengonsumi buah seperti jambu, lemon, jeruk, pepaya, stroberi, kiwi dan mangga untuk membantu proses penyembuhan DBD. Sedangkan sayuran kaya vitamin C yang bisa dikonsumsi saat terkena DBD adalah, kubis, brokoli, kembang kol, dan labu kuning.

Demikianlah sajian informasi mengenai 5 bahan alami untuk mengobati demam berdarah. Semoga bermanfaat.